Hydrocephalus

Hydrocephalus merupakan kelainan pada bagian kepala karena akumulasi cairan cerebrospinal dirongga otak. Menurut bahasa Hydrocephalus berasal dari kata hidro yang berarti air, dan cephal yang artinya kepala, berarti kepala yang membesar karena berisi air. Ada beberapa definisi tentang penyakit Hydrocephalus. Yang pertama adalah kelainan patalogis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakrainal yang meninggi sehingga terdapat pelebaran vertical (Darsono, 2005:209). Yang kedua adalah adanya kelainan-kelainan pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbs cairan serebrospinal (DeVito EE et al, 2007:328).

Hydrocephalus dapat terjadi pada setiap golongan umur, karena berbagai hal yang menyebabkan. Sekarang dokter mulai mengidentifikasi dan menemukan hal yang berbeda dari hydrocephalus yang muncul pada golongan dewasa. Tekanan normal pada intracranial ditemukan pada orang dewasa yang menderita hydrocephalus. Berbeda dari hydrocephalus yang diagnosis pada masa bayi dan kanak-kanak. Hal ini dikarenakan 15%-30% wanita mempunyai antibody terhadap toxoplasma, infeksi TORCH di Indonesia pada kehamilan menunjukkan prevalensi cukup tinggi, berkisar antara 5,5% sampai 84%. Beberapa peneliti di Indonesia memperoleh dari ibu yang menderita toxoplasmosis sebanyak 56% bayi dapat menderita Toxoplasmosis kongenital bila ibu tersebut tidak diberi pengobatan selama kehamilan. Infeksi TORCH oleh Cornain dan kawan – kawan (1994) pada 67% wanita kasus infertilitas didapatka sebanyak 10,3 Toxoplasma, 13,8% positif Rubella, 13,8% positif infeksi CMV.

Prevalensi toxoplasmosis di Jakarta sebesar 61,6%, Bandung 74,5%, Surabaya 55,5%, Yogyakarta 55,4%, Denpasar 23,0%, dan Semarang 44,0%.3 Insiden kelainan bawaan di Indonesia tahun 2009 berkisar 15 per 1.000 kelahiran. Angka kejadian ini akan menjadi 4 – 5% bila bayi diikuti terus sampai berusia 1 tahun. Menurut Maryuni tahun 2009, angka kejadian kelainan congenital dibeberapa rumah sakit di Indonesia yaitu RSCM Jakarta tahun 1975 – 1979 sebanyak 11,61 per 1.000 kelahiran hidup dan RS Pirngadi Medan tahun 1977 – 1980 sebanyak 3,3 per 1.000 kelahiran hidup.
Ada beberapa  klasifikasi hydrocephalus, yaitu:
  1. Menurut gambaran klinik
Dikenal hydrocephalus yang manifes (Overt hydrocephalus) dan hydrocephalus yang tersembunyi (Occult hydrocephalus). Hydrocephalus yang nampak jelas dengan tanda-tanda klinis yang khas disebut hydrocephalus manifes, sementara itu hydrocephalus dengan ukuran yang normal disebut hydrocephalus yang tersembunyi.
  1. Menurut waktu pembentukan
Dikenal dengan hydrocephalus congenital dan hydrocephalus akuisita. Hydrocephalus yang terjadi pada neonatus atau yang berkembang selama intra-uterin disebut hydrocephalus congenital sedangkan hydrocephalus yang terjadi karena cidera kepala selama proses kelahiran disebut hydrocephalus infantil, sedangkan hydrocephalus akuisita adalah hydrocephalus yang terjadi setelah masa neonatus atau disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa neonatus.
  1. Menurut proses pembentukan
Dikenal hydrocephalus akut yaitu hydrocephalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan absorpsi cairan serebro spinal, dan hydrocephalus kronik yaitu apabila perkembangan hydrocephalus terjadi setelah aliran cairan serebro spinal mengalami obstruksi beberapa minggu.
  1.  Menurut sirkulasi cairan selebro spinal
Dikenal hydrocephalus komunikans dan Hydrocephalus non-komunikans. Hydrocephalus komunikans adalah hydrocephalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara cairan serebro spinal system ventrikulus dan cairan serebro spinal dari ruang subarachnoid, hydrocephalus non-komunikans berarti cairan serebro spinal system ventrikulus tidak berhubungan dengan cairan serebro spinal ruang subarachnoid.
Tanda dan gejala hydrocephalus tergantung pada usia penderita, tanda pada bayi dibawah 1 tahun akan memberikan gejala pembesaran kepala karena tulang tengkorak belum bersatu. Selain kepala yang membesar tanda lainnya adalah ubun-ubun membonjol, ada celah antara tulang tengkorak, peningkatan lingkar kepala, pembuluh darah yang membesar dikulit, dan mata yang turun ke dalam kelopak mata. Bayi / anak dapat juga mengalami muntah, kejang, tidur terus-menerus, rewel. Pada kasus yang berat anak dapat gagal tumbuh atau tidak berkembang sesuai usianya.
Sedangkan Pada anak yang sudah tertutup ubun-ubunnya maka tidak mudah mengenali pembesaran kepala karena penumpukan cairan di dalamnya. Pada keadaan ini peningkatan tekanan pada otak menyebabkan sakit kepala berat pada tengah malam atau pagi hari. Sakit kepala dapat disertai Mual dan muntah, Tidur terus menerus, Gangguan keseimbangan dan motorik, Pandangan ganda, Juling, Kejang. Perubahan perilaku, kehilangan kemampuan seperti berjalan atau berbicara dan gangguan ingatan dapat muncul pada keadaan yang sudah lanjut
Gelisah, sakit kepala, seizures dan perubahan kepribadian seperti tidak mampu berkonsentrasi dan mengingat bisa terjadi. Mengantuk dan pandangan menjadi dua adalah gejala umum perkembangan hydrocephalus. Kalau kepala sudah makin besar baru pembuluh darahnya itu menonjol di kepala dan matanya seperti melirik ke bawah dan ini tanda-tanda sudah terlambat.


Previous
Next Post »